Karena sebentar lagi hari raya Idul Adha akan tiba, maka saya ingin menulis tentang makna berkurban di hari raya Idul Adha. Kata ”qurbân” berasal dari qaraba–qarabu, yang berarti dekat. Menurut Dr. Attabiq Luthfi MA., maknanya mencapai posisi ”dekat” dengan Allah, sebagai hasil latihan (mujâhadah) menjalankan segala perintah Allah SWT.
Berkurban pada saat hari raya Idul Adha adalah sebuah kewajiban bagi mereka yang mampu. Dan perintah berkurban tentu tak lepas dari sejarah Nabi Ibrahim yang diperintah untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail, yang terkutib dalam QS Alqur'an (As Saffat: 102)... Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya (Ibrahim) berkata, “ Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” dia (Ismail) menjawab, “ wahai ayahku” lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Sungguh ini adalah sebuah perintah yang sangat berat, apalagi Nabi Ibrahim bisa memiliki putra pada usia yang sudah lanjut, tentunya beliau sangat menyayangi putranya Nabi Ismail. Namun karena ini perintah Allah melalui mimpinya, Nabi Ibrahim pun rela melaksanakannya.
Namun Allah menyeru, “Wahai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata.” (Qs. Ash-Shaffât: 104-106) Allah pun lantas mengganti sembelihannya dengan seekor domba.
Peristiwa diataslah yang melatar belakangi perintuh untuk berkurban dan dikuatkan dalam firman Allah SWT di ayat Al-quran yang lain serta hadist Nabi Muhammad, yang antara lain:
Firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj (22) ayat 34:
“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syari’atkan penyembelihan (Qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)."
Dan Allah SWT berfirman di dalam surat Al Kautsar (108) ayat 1-2:
1.”Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak”
2. ”Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan ber-kurban-lah”.
Qurban adalah kambing yang disembelih setelah melaksanakan shalat Idul Adha dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah krn Dia Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman {yang artinya} : “ Katakanlah : sesungguhnya shalatku kurbanku hidup dan matiku adl untuk Allah Rabb semesta alam tidak ada sekutu bagi-Nya (Al-An’am : 162).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. : “ Siapa yg memiliki kelapangan tapi ia tidak menyembelih kurban maka jangan sekali-kali ia mendekati masjid dan mushalla kami” (Riwayat Ahmad Ibnu Majah Ad-Daruquthni Al-Hakim dan dan sanadnya Hasan).
Dari penjelasan ayat dan hadist diatas sudahlah jelas, bahwa perintah berkurban hukumnya adalah "Wajib" bagi mereka yang mampu.
Makna Berkurban
Di era informasi seperti sekarang ini, sudah banyak orang mampu yang sadar akan kewajiban mereka untuk berkurban. Namun ada saja segelintir orang yang enggan melakukan kurban karena beranggapan bahwa apa yang diperolehnya adalah hasil dari jerih payahnya sendiri tanpa bantuan siapapun. Bahkan para pecinta hewan dan vegetarian ada yang beranggapan, bahwa Idul Adha merupakan bentuk kekejaman Islam karena dengan rela membunuh dan membantai hewan yang tidak bersalah. Sungguh Allah SWT adalah Maha Tahu dari apapun yang ada di dunia ini, dan mereka adalah orang-orang yang tidak tahu akan Islam.
Untuk menjawab mereka yang menganggap kurban adalah kekejaman, bisa dengan ilmu berikut ini. Ada fakta mengejutkan dari penelitian yang dilakukan oleh Prof. Schultz & Dr. Hazim yang keduanya adalah Animal Scientists dari Hanover University – Jerman, yang menunjukkan bahwa hewan yang disembelih tidak merasakan rasa sakit. Hal ini dikarenakan pisau tajam yang mengiris leher ‘tidaklah menyentuh’ saraf rasa sakit. Sehingga reaksi menggelepar, meregang otot dan lainnya hanyalah ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (saat darah mengalir keluar dengan deras). Dan bukan ekspresi rasa sakit! (Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P).
Dan perintah berkurban itu sebenarnya mengandung makna:
- Wujud rasa syukur
Allah SWT selalu memberi nikmat kepada semua makhluk, khususnya manusia. Bumi sebagai tempat tinggal, udara untuk bernapas, tanaman untuk dimakan, air untuk diminum, organ tubuh untuk bisa menikmati semua kekayaan alam semesta, yang kesemuanya itu diberikan secara cuma-cuma. Kita menikmatinya setiap hari, sementara Allah SWT mewajibkan kita berkurban setahun sekali, itupun bagi yang mampu. Berkurban adalah manifestasi rasa syukur kita kepada Allah SWT sebagai Sang Pencipta.
- Kepekaan sosial
Hewan yang kita kurbankan, bisa disembelih sendiri atau disumbangkan di masjid atau mushalla terdekat dan kita tidak boleh memakannya sedikitpun. Karena daging kurban kita adalah hak fakir miskin dan kaum dhuafa. Makan daging adalah sesuatu yang biasa bagi kita, namun bagi mereka yang kurang beruntung adalah sebuah nikmat yang sangat luar biasa. Karena itu berkurban adalah sebagai wujud kepekaan kita terhadap sosial, waktu kita untuk berbagi dan saat kita untuk berbaur dengan masyarakat golongan bawah.
Selagi kita masih diberi kehidupan, selagi kita masih diberi kelapangan rezeki dan selagi masih ada kesempatan, marilah kita berbuat yang lebih baik untuk kehidupan kita agar kita menjadi hamba Allah SWT yang selamat di dunia dan di akhirat kelak. Amiin...
Selamat Hari Raya Idul Adha 1432 H.
Category:
Serba Serbi
1 comment
izin share yaaa
Leave a comment
Silahkan tulis komentar, kritik dan saran yang membangun. Gunakanlah bahasa yang sopan dan tidak perlu menautkan link karena sudah tersedia login dengan Url.