Tidak semua mendukung program pemilihan Pulau Komodo mengikuti ajang seleksi tujuh keajaiban alan baru di dunia. Bahkan ada yang meminta pemerintah harus menghentikan penggalangan dukungan melalui SMS (pesan singkat) untuk memenangkan Taman Nasional Komodo sebagai new7wonders of nature, karena dinilai banyak kejanggalan. Kalaupun akhirnya penyelenggaranya New7Woders (N7W) memenangkan Komodo, dikhawatirkan justru akan mempermalukan Indonesia.

"Tidak masalah memopulerkan Taman Nasional Komodo di dunia. Tetapi harus menggunakan cara-cara elegan dan terhormat. Bukan dengan cara manipulatif," kata Pakar Telematika Abimanyu "Abah" Wahjoewidajat AACS, di Jakarta, Selasa (8/11).

Pengajar human computer interaction Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini mengatakan sesungguhnya komodo (Varanus Komodoensis) sudah terkenal dengan ataupun tanpa peran N7W. Justru organisasi yang konon bermarkas di Zurich, Swiss ini terindikasi akan memanfaatkan kepopuleran komodo untuk mencari keuntungan.
Kejanggalan yang terlihat, kata Abimanju, dari tarif yang semula Rp 1000 menjadi Rp 1 per SMS dan dari nomor yang sama bisa mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya. Padahal sebelumnya hanya melalui internet yang terbatas. "Ini saja sudah tak nyambung alasannya."

Sebelum diputuskan menjadi Rp 1 per SMS, LSM Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) yang dipimpin Emmy Hafild, mengaku sempat menerima dukungan SMS bertarif Rp 1.000 sehingga total terkumpul dana Rp 1 miliar. Namun dana itu tak pernah jelas penggunaannya.
Vote Komodo melalui SMS telah dibuktikan pemegang sertifikat ahli IT Australia itu dengan mencoba mengirimkan dukungan selain nama kata komodo. Kata apa pun yang dikirimkan melalui SMS dukungan kepada komodo selalu dijawab terima kasih telah mendukung komodo. Diperkirakan mesin SMS telah direkayasa untuk selalu mendukung komodo apapun input kata-katanya.

Menurut ahli technopreanurship ini, N7W menetapkan 28 finalis dari 400 nominasi obyek wisata alam yang bakal diunggulkan dalam tujuh keajaiban dunia baru, dan Komodo -- yang sudah hidup lebih dari 60 (enam puluh) juta tahun -- termasuk finalis. Namun melalui SMS 9818 pengirim SMS tidak diberi alternatif lain selain memilih komodo.

"Bagaimana kalau turis asing di Indonesia yang ingin mendukung Blackforest (Jerman) misalnya. Atau Bu Tinah Island di Uni Emirat Arab atau Amazon (Brazil). Mereka tak bisa memilih," kata Abimanju.

Pakar telematika itu menyarankan saatnya pemerintah bersikap dan jangan hanya mendiamkan. "Masak Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) hanya diam. Padahal kejanggalan sudah lama terlihat. Memalukan kalau untuk popularitas yang tidak perlu harus menggunakan segala cara," kata Abimanju. Dia mengingatkan SMS berindikasi penipuan bias digugat karena melanggar pasal 28 ayat (1) UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Pelanggarnya diancam hukuman kurungan enam tahun penjara atau denda Rp 1 miliar.
Masyarakat, kata Abimanju, bisa melakukan class action atas kejanggalan dan penipuan SMS ini.

"Saya kira kita semua ingin mendukung agar komodo menjadi terkenal di dunia. Tetapi harus dilakukan dengan cara yang baik. Jangan malah komodo justru ditunggangi untuk kepentingan, lalu membayar kepada N7W karena di amerasa berjasa," kata Abimanju menambahkan.


Source: http://www.tribunnews.com/2011/11/09/abimanyu-desak-sms-komodo-distop
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Facebook
  • Twitter
  • Google
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Mixx
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment

Silahkan tulis komentar, kritik dan saran yang membangun. Gunakanlah bahasa yang sopan dan tidak perlu menautkan link karena sudah tersedia login dengan Url.