Seringkali orang merasa jenuh bila terpaksa menonton film dokumenter dengan tema yang tidak disukai, mendengar orang yang gemar sekali menceritakan hewan peliharaannya, atau kelucuan anak-anaknya (karena kita tidak suka anak-anak). Tanpa kita sadari, kita sendiri dapat membuat orang menjadi bosan saat berbincang dengan kita. Jarang sekali orang dapat menyembunyikan perasaan bosan ketika sedang berbincang dengan lawan bicara.

Oleh karena itu, sebaiknya ketahui kapan lawan bicara mulai jenuh dengan yang kita bicarakan. Berikut adalah tanda-tanda orang mulai bosan dengan pembicaraan kita :

  • Memberikan respons yang sama berulang-ulang.
    Ketika mendengarkan kita berbicara, mereka hanya mengatakan, “O ya? Yang benar?” Atau, “Ih, lucu ya?” Kemungkinan besar, mereka tidak menyimak betul perkataan kita, dan hanya merespons ala kadarnya.

  • Melontarkan pertanyaan basa-basi.
    Misalnya, “Mau kemana?” atau “Darimana?” Orang yang memang berminat mengetahui penjelasan dari kita, biasanya akan melontarkan pertanyaan yang lebih rinci. Jawaban yang detail dari kita juga akan membuat mereka antusias untuk bertanya lebih lanjut.

  • Sering menginterupsi pembicaraan.
    Berbeda antara menginterupsi untuk mendapatkan jawaban yang lebih detail, atau menginterupsi untuk melontarkan topik lain yang tak ada kaitannya dengan celotehan kita. Walaupun terdengar kurang sopan, namun interupsi yang sewajarnya (untuk menanggapi pembicaraan kita) dapat menunjukkan bahwa lawan bicara tertarik dengan apa yang kita katakan. Orang yang tertarik dengan topik yang kita bicarakan mungkin akan melontarkan pertanyaan seperti, “Itu maksudnya apa?”, “Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?”, atau, “Sebentar, coba kamu ceritakan bagaimana awalnya”. Pertanyaan semacam itu menandakan bahwa mereka ingin lebih mengetahui lebih jauh apa yang kita ceritakan.

  • Mendominasi pembicaraan.
    Ada dua kemungkinan yang terjadi ketika lawan bicara membiarkan kita mendominasi pembicaraan. Pertama, kisah kita begitu memukau sehingga ia menjadi terhanyut dalam kisah tersebut dan membiarkan hingga kita selesai menceritakannya. Kemungkinan kedua, ia membiarkan kita terus berbicara karena tak bergairah untuk menanggapinya. Seringkali kita bahkan tidak sadar kapan kita harus memberikan kesempatan bagi lawan bicara untuk turut mengungkapkan hal penting yang ingin disampaikan. Dominasi dalam pembicaraan ini seringkali membuat lawan bicara jenuh karena dia merasa diposisikan hanya sebagai pendengar. Kalau topik kita menarik, tentu lawan bicara juga ingin berkomentar, berpendapat, atau menyampaikan hal-hal yang diketahuinya tentang topik tersebut.

  • Posisi tubuhnya tidak fokus menghadap kita.
    Koneksi yang telah terjalin baik biasanya terlihat dari lawan bicara yang posisi tubuhnya fokus menghadap ke arah kita. Ketika duduk, ia akan mencondongkan tubuhnya ke arah kita, dan bukannya menyandarkan tubuh ke belakang sambil menguap berulang kali. Ketika ia tidak tertarik atau tidak menyimak pembicaraan kita, ia juga cenderung akan menunduk, asyik mengecek ponsel, atau malah mengamati orang yang lalu-lalang di sekitarnya.

Jadi jika kita melihat lawan bicara kita sudah menjukkan tanda-tanda kebosanan seperti diatas, cobalah untuk merubah topik pembicaraan atau berbalik bertanya tentang lawan bicara kita. Semoga artikel ini bisa bermanfaat.
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Facebook
  • Twitter
  • Google
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Mixx
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment

Silahkan tulis komentar, kritik dan saran yang membangun. Gunakanlah bahasa yang sopan dan tidak perlu menautkan link karena sudah tersedia login dengan Url.