Pada saat seseorang merasa tersakiti atau kecewa, bisa saja seketika itu juga dia bisa memaafkan orang yang menyakitinya, namun belum tentu dia bisa melupakan (secara langsung) kejadian itu. Seperti kata petuah bijak, "Berbuat kebaikan itu bagaikan guyuran hujan disaat kemarau, segarnya bisa dirasakan oleh semua orang. Namun berbuat keburukan ibarat menancapkan paku pada sebuah kayu, andai sudah dicabut pakunya tapi bekasnya akan selalu ada."
Pada dasarnya manusia itu merupakan makhluk yang egois. Ini sudah dijelaskan oleh berbagai ilmu pengetahuan, yang antara lain:
- Berdasarkan ilmu Perkembangan, sifat egois sudah ada dari kita masih balita yaitu egocentrism. Egocentrism adalah tingkah laku anak yang tidak dapat menempatkan dirinya di posisi orang lain. Misalnya: Ingin selalu diperhatikan, pendapatnya harus bisa diterima, mengharap orang lain memahami dirinya padahal dirinya tidak pernah mau memahami orang lain.
- Berdasarkan ilmu Antropologi, setiap manusia memang bersifat antroposentris, yakni melakukan sesuatu yang didasarkan pada kepentingan dirinya. Misalnya: Orang melakukan sesuatu karena ingin memenuhi kebutuhan dan memuaskan diri dengan apa yang disukai. Dia berhubungan dengan orang lain untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginannya. Manusia disebut makhluk sosial adalah karena sama-sama tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, tapi membutuhkan orang lain.
- Menurut Sigmund Freud manusia memiliki struktur kepribadian yang dibagi menjadi tiga (3), yaitu id, ego, dan superego.
- Id adalah keinginan paling liar yang dimiliki setiap orang (makan, minum, sex).
- Superego adalah norma-norma di luar diri kita.
- Ego adalah diri kita yang bersifat memutuskan, apakah kita lebih memilih id atau ego dan bagaimana id bisa terpuaskan dengan tetap memperhitungkan superego.
Sifat egois ada yang positif dan ada juga yang negatif. Beberapa contoh sifat egois yang positif dan negatif seperti dibawah ini:
Sifat Egois yang Positif
- Terlalu ingin melindungi orang yang penting didalam hidup kita demi keselamatannya.
- Suka mengatur untuk kebaikan.
- Tidak suka melihat hal-hal yang tidak baik.
- Selalu berusaha dan pantang menyerah walaupun sering mengalami kegagalan.
- Membantah untuk sesuatu yang tidak baik dan berdampak buruk.
Sifat Egois yang Negatif
- Merasa diri selalu benar dan hebat.
- Suka membantah bila dinasehati yang baik.
- Gaya hidup yang terlalu bebas tanpa aturan dan orang lain tidak berhak melarang.
- Memuaskan diri sendiri dengan merugikan orang lain.
- Tidak perduli dengan orang-orang dan lingkungan disekelilingnya.
Sifat egois yang positif akan memberikan dampak keselamatan, kesuksesan, kasih sayang, kepedulian terhadap orang lain dan kepekaan dengan lingkungan. Sementara sifat egois yang negatif akan memberikan dampak musibah, bencana, permusuhan, pertengkaran, kriminalitas, dan pasti akan ditinggalkan oleh orang-orang terdekat serta lingkungan.
Sebagai insan yang memiliki kebebasan, kita berhak untuk memilih. Apakah ingin dikendalikan oleh ego kita? Ataukah akan menjadi pengendali dari ego kita sendiri? Tentunya semua akan ada dampak tersendiri yang akan kita rasakan. Jika bisa menjadi raja atas ego sendiri, mengapa harus menjadi budak? Pilihan... ada di tangan kita...
mantab mas Arie, semoga saya menjadi raja untuk Ego saya hehe, ego itu mungkin ada relasi dengan ikhlas ya? klo ikhlas mungkin egonya bisa dikendalikan, bukang hilang :)
BalasHapus@Tonnys: Setiap orang punya ego mas, hampir tidak mungkin utk menghilangkan... jadi yg bisa hanya mengendalikannya :)
BalasHapusBenar juga dengan apa yang ada diposting ini.. saya setuju.. :)
BalasHapusmantab penjabarannya bang.... jadi tahu egois ditinjau dari berbagai sudut ilmu... tapi ane bkan yg egois2 amat lo bang...hahayyyy
BalasHapusiya shnya, pasti smua orang pastinya dari lahir sudah egois, yg bikin beda adalah bagaimana kita menunjukkan keegoisan kita, jadix tiap orang berbeda egoisnya, entah itu yg positif maupun yg negatif
BalasHapusTernyata egois juga ada sisi positifnya ya...
BalasHapusbener masbro..
BalasHapusegois memang sifat alami. tapi dari situlah budaya manusia tumbuh :)
@Acer laptop review: Terima kasih sudah membaca artikel sederhana ini sob :)
BalasHapus@KangFarhan: Ya beruntung berarti kang, artinya rasa egoisnya masih bisa dikontrol :)
@Windows Blog: Bener sob... asal bisa mengatur ke-egoisan itu, saya yakin kita masih bisa diterima oleh lingkungan kita :)
BalasHapus@andri-4redi: Tuhan selalu menciptakan sesuatu dg dua sisi yang berbeda sob, ada baik dan juga buruk :)
BalasHapus@perut buncit: Iyo sob... makasih ya sudah berpartisipasi :)
Weleh...tulisannya keren abis! Aku lupa sumbernya PakBro, yang jelas ada sebuah hadis (bagi yg muslim) mengatakan: "Sesungguhnya manusia itu memiliki sifat bodoh dan merusak". Kalau dicermati seakan kata tersebut sangat kasar dan menyinggung perasaan seseorang yang merasa "pintar".
BalasHapusJika kita mau berfikir jernih, kata-kata tersebut benar adanya. Itulah sebabnya kita memerlukan nabi dan rasul sebagai pembimbing yang dengan ajarannya manusia yang bodoh dan merusak itu diarahkan agar menjadi pandai dan bijak serta tidak tersesat.
Iya nih. Nice Artikel
BalasHapuswah artikel yang bagus mas . . .
BalasHapusbisa jadi bahan renungan dan merubah sikap kita :)
terimakasih infonya :)
sifat ego zaman sekarang udah ngakar di anak muda mas, hampir semua temen kelas saya egonya tinggi2 termasuk saya sih hehe tapi saya pengen nyoba ngendaliinnya deh
BalasHapusbner sob, mana ada jaman skrang yg gag egois
BalasHapussundul abiss gan..matabbb post nya..
BalasHapuskalo begitu aku orang egois yach kalau berdasarkan postingannya..hehehe
@ismanpunggul: Benar masbro, Nabi dan Rosul diturunkan untuk memberi tuntunan. Dan warisannya adalah kitab suci yang kita jadikan pedoman, agar kita menjadi manusia yg lebih baik :)
BalasHapus@Spenza: Terima kasih sudah membaca artikelnya bang :)
@Aditya Herlandi: Semoga bermanfaat mas untuk kita semua :)
BalasHapus@sampeweweh: ego memang akan selalu ada sob, tergantung kita bisa ngendalikan atau tidak... :)
@Arief Rachmadi Blogger Pemula: Khan kita emang egois sejak kecil sob :)
BalasHapus@roedie: Sama kok sob,,, saya juga seorang egois hehehehe :)
Saya setuju banget kata abang nih..mungkin mulai dari dalam perut kali ya bang...hahahyyyy
BalasHapusSifat egois yang positif boleh juga dech dilaksanakan. Terimakasih sharenya ya sobatku.
BalasHapustrus gmana dong menghadipi org yg punya sifat egois negatif,.. dia suka hal2 yg membuat org benci sama dia. malah bikin tamba sakit hati.
BalasHapusayo diupdate lagi blognya.. jangan jadi bloger egois.. :D
BalasHapussudah setingan pabriknya begitu ya gan... manusia... ada yg bilang "aku" dulu baru yg lain....
BalasHapusTop untk mas arie.salam kenal
BalasHapusArtikel lain dong mas yang lebih ilmiah tks.